Santriwati yang Jadi Pelecehan di Cianjur

Santriwati yang Jadi Pelecehan di Cianjur

Sabtu, 12 Agustus 2023, Agustus 12, 2023


 Beritaindo.Online

- Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Cianjur menyebut korban pencabulan di Kecamatan Takokak mengalami trauma berat.

Ketua Harian P2TP2A Kabupaten Cianjur, Lydia Umar, mengungkapkan, pihaknya sudah menerima permintaan bantuan pendampingan korban tindak pelecehan seksual di lingkungan pondok pesantren.

"Ada dua korban yang melapor ke kami melalui kuasa hukum dan orang tuanya. Kami sudah menerima laporan santriwati di bawah umur yang menjadi korban pelecehan," kata Lydia kepada wartawan, Sabtu (12/8/2023).

Saat ini, kata dia, kedua korban tengah diperiksa psikolog yang menangani.

Namun, korban masih mengalami trauma berat akibat perbuatan tidak terpuji terduga pelaku.

"Dari psikis keduanya terlihat masih ketakutan bila betemu dengan orang asing."

"Bahkan seorang korban sempat melakulan aksi bunuh diri karena merasa malu," ucapnya.

Dia mengatakan, pihaknya akan terus melakukan pendampingan terhadap korban, supaya bisa melupakan masa lalu buruk yang telah menimpanya.

"Kabarnya kan ada empat orang yang menjadi korban pelecehan seksual pimpinan pondok pesantren. Tapi baru dua yang melapor, kami harap korban bisa untuk mengungkapkan agar bisa segera terusut kasusnya," kata dia.

Sebelumnya, empat orang gadis remaja di Kecamatan Takokak, Kabupaten Cianjur, diduga menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan seorang ustaz pimpinan pondok pesantren.

Akibat perbuatan oknum ustaz tersebut, korban mengalami trauma. Bahkan seorang korban sempat melakukan percobaan bunuh diri.

S (38), orang tua korban, mengungkapkan, ia mengetahui anaknya menjadi korban pelecehan seksual setelah ia merasa curiga dengan sikap dan perilaku anaknya tersebut.

"Anaknya sering murung, bahkan beberapa kali sempat melalukan percobaan bunuh diri. Berawal dari kecurigaan itu saya mencoba menanyakan apa yang terjadi," katanya.

Menurutnya, setelah ditanya, anaknya tersebut mendapatkan tindak perbuatan tak terpuji dari seorang guru ngaji sekaligus pimpinan pondok pesantren.

"Anak saya sudah tujuh kali mendapatkan perlakuan pelecehan seksual dari guru ngajinya sekaligus pimpinan pondok pesantren. Perbuatan pelaku tersebut dilakulan di sebuah kamar di lingkungan pesantren," jelasnya.

Sumber:Tribun.Com

TerPopuler