Beritaindo.Online
- Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Sumut bersama Sat Reskrim Polres Tapanuli Utara dan Sat Reskrim Polres Batubara meringkus lima tersangka komplotan pembobol ATM yang sudah beraksi di enam provinsi.
Adapun kelima pelaku pembobol ATM ini yakni Muhammad Pol Agusli alias Ipul, warga Dusun IV, Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Jejawi, Kabupaten Oki, Provinsi Sumatera Selatan, Arya Hermansyah warga Dusun III Naumbai, Desa Naumbai, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.
Lalu Indra Putra, warga Bukit Pendusunan, Kuantan Mudik, Provinsi Riau.
Kemudian, Antoni Silitonga warga Desa Kutaraja, Kecamatan Dolok Sanggul, Kabupaten Humbahas, Sumatera Utara dan Landi Messa, warga Durian Jungkuk Jorong II Gerahan, Kecamatan Lubuk Basung, Sumatera Barat.
Sementara dua lainnya, yaitu Yanto, adik kandung Muhammad Pol Agusli alias Ipul, warga Palembang dan Alpian, abang kandung Muhammad Pol Agusli alias Ipul masih buron.
Polisi menerangkan, komplotan pembobol ATM ini sudah beraksi sejak tahun 2020 hingga tahun 2023.
Mereka sukses membobol ATM di 15 lokasi, enam provinsi di Indonesia.
Namun, pelarian mereka kandas setelah beraksi di Sumatera Utara.
Saat itu kelimanya membobol mesin ATM BNI di Jalan Silangit, Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara dan di ATM Bank Mandiri, Jalan Access Road Kwala, Kecamatan Medang Deras, Kabupaten Batubara.
Empat dari lima tersangka ini pun ditembak karena berusaha melawan petugas saat diamankan.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, Kombes Sumaryono mengatakan, kelima pelaku memiliki peran berbeda-beda saat beraksi.
Tersangka Muhammad Pol Agusli alias Ipul, warga Kabupaten Oki, Provinsi Sumatera Selatan, berperan sebagai otak pelaku dan eksekutor.
Dia orang yang menyemprot kamera CCTV agar tidak terlihat dan ia juga yang membelah mesin ATM dengan mesin las untuk mengambil uang.
Kemudian tersangka Arya Hermansyah alias Aldi, warga Provinsi Riau sebagai orang yang membantu membelah mesin ATM menggunakan alat las.
Dia juga berperan sebagai penyedia mobil rental yang dipakai.
Untuk tersangka Indra sebagai sopir dan memantau situasi berjalannya pembobolan mesin ATM.
Tersangka Andi Silitonga sebagai orang yang memantau mesin ATM, sebelum pembobolan.
Sementara tersangka Landi Messa, berperan sebagai kapten atau pimpinan dalam kejahatan ini.
Dia juga pemegang senjata api rakitan untuk mengantisipasi apabila aksi mereka diketahui.
Dua tersangka lainnya yang masih buron yakni Yanto dan Alpian, sebagai pembantu Ipul mempersiapkan alat las dan linggis.
Polisi mengatakan, mereka sengaja memilih lokasi mesin ATM yang sepi dan jarang dilalui masyarakat.
Dari kelimanya, tiga diantaranya merupakan residivis yaitu Muhammad Pol Agusli alias Ipul, warga Kabupaten Oki, Provinsi Sumatera Selatan, Arya Hermansyah alias Aldi, warga Provinsi Riau dan Indra Putra alias Oyon.
Sebelum membobol mesin ATM, mereka lebih dahulu berkenalan di Lapas Bangkinang, Riau.
Setelah keluar, barulah mereka kompak membongkar mesin ATM menggunakan mesin las dan beberapa alat lainnya.
"Awal mulanya dia ini kenalan di lapas Bangkinang. Ada si ipul, oyon, ada si aldi, sama tulang, kenal di situ, ga ada duit, main lah mereka."
Kombes Sumaryono mengatakan, uang hasil pembobolan mesin ATM antar lintas Provinsi yang dilakukan lima tersangka dihabiskan untuk berbagai hal, selain dibagikan secara merata.
Salah satunya tersangka Arya Hermansyah alias Aldi, membangun rumah dari hasil kejahatannya di Palembang, Sumatera Selatan.
Selain itu, uang pencurian ada yang digunakan untuk membeli narkoba hingga habis untuk pelariannya.
Namun demikian Polisi belum menyita rumah milik Aldi, yang dibangun dari pencurian. Mereka masih berkoordinasi dengan jaksa penuntut umum terkait rumah tersangka Landi Messa.
"Ada yang pake untuk bangun rumah, ada juga yang narkoba, ada juga pelarian dia, karena loncat loncat. Pelaku utama bangun rumah dari hasil pencurian,"kata Kombes Sumaryono, Rabu (23/8/2023).