Beritaindo.indo
Kasus temuan jasad terbungkus karpet di bawah Jembatan Tol Ngawi-Solo, tepatnya di Desa Widodaren, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Kamis (29/6/2023), akhirnya terungkap.
Korban diketahui bernama Sumiran (57), seorang pensiunan tentara.
Sementara itu, polisi telah menangkap dua pelaku pembunuhan Sumiran, Rabu (5/7/2023).
Adapun identitas dua pelaku yakni JRP (21) dan AAF (16).
Keduanya ditangkap di rumah masing-masing di Pematang Kandis, Kecamatan Bangko, Kabupaten Maringin, Jambi.
Kronologi Pembunuhan
Kepada polisi, JRP dan AFF mengaku nekat membunuh Sumiran karena korban tak kunjung menepati janjinya memberikan pekerjaan kepada keduanya.
Melansir Kompas.com, sebelum tewas, korban sempat adu mulut dengan dua pelaku di rumah kontrakannya di Kabupaten Ponorogo.
Pertengkaran pecah setelah kedua pelaku menagih janji Sumiran yang akan memberikan pekerjaan, namun tak kunjung terwujud.
Salah satu pelaku yang naik pitam lantas memukul korban menggunakan batu.
Pelaku juga membekap wajah korban dengan bantal hingga akhirnya Sumiran tewas.
Setelah korban tewas, kedua pelaku membungkus jasad korban dengan karpet yang ada di dalam rumah kontrakan korban.
"Setelah itu jasad korban dimasukkan ke dalam mobil lalu dibuang ke pinggir ruas Tol Ngawi-Solo KM 557."
"Selanjutnya tersangka kabur menuju Jambi," kata Kapolres Ponorogo AKBP Wimboko, Kamis (6/7/2023).
Sementara itu, dari keterangan saksi, pada Sabtu (24/6/2023) sekira pukul 00.20 WIB, sempat terdengar suara minta tolong dari dalam rumah kontrakan korban.
Saksi juga mendengar suara tumbukan benda keras sebanyak tiga kali
Tak hanya itu, saksi juga melihat ada orang membawa seperti jasad terbungkus karpet.
Jual Mobil Korban
Setelah menghabisi nyawa Sumiran, kedua pelaku juga menguasai mobil Honda Jazz milik korban.
Mobil itu sempat digunakan oleh kedua pelaku untuk membuang jasad korban.
"Setelah korban meninggal karena pukulan batu dan cekikan, kedua tersangka kemudian membungkusnya di karpet."
"Dan membawa korban menggunakan mobil Honda Jazz," terang Wimboko
Kedua pelaku kemudian membuang jasad korban di bawah jembatan Tol Ngawi-Solo.
Setelah itu, kedua pelaku melarikan diri ke kampung halaman mereka di Jambi.
Diduga keduanya mengendarai mobil itu dengan kecepatan tinggi.
"Karena itu kan kejadiannya malam ya. Pagi begitu juga sudah sampai di Jambi, jadi memang sangat berkecepatan tinggi," ungkap Wimboko.
Uang hasil penjualan mobil itu kemudian dibelikan motor RX King.
"Lalu dibelikan kendaraan RX King ini, untuk mobil masih kami cari."
"Yang jelas laku Rp 20 juta dan sudah berupa motor RX King yang di depan," bebernya.
Pengakuan Pelaku
Saat rilis kasus di Mapolres Ponorogo, JRP mengaku menyesal telah menghabisi nyawa korban.
"Saya dan AAF menyesal sudah menghilangkan nyawa Pak Sumiran," ujarnya, Kamis sore.
Dikatakannya, ia dan AAF merantau dari Jambi ke Ponorogo untuk mencari pekerjaan.
Ponorogo menjadi tujuan mereka karena ada keluarga AAF.
"Karena AAF kan ada keluarga di Ponorogo, biar saya bisa nginap di tempat AAF, seandainya tidak bisa makan bisa numpang di AAF atau keluarga AAF," ungkapnya.
Kenalan dengan Korban Lewat Media Sosial
Setelah sepekan di Ponorogo, kata JRP, ia berkenalan dengan korban melalui media sosial.
Ketika itu, JRP tengah membuka media sosialnya untuk mencari informasi lowongan pekerjaan di Ponorogo.
"Di buka medsos cari loker angkringan, sudah beberapa orang saya chat tapi gak respons."
"Jadi langsung ketemu nomor telepon, di inbox loker, katanya masih," terang JRP.
Dia mengaku, setelah sepakat mereka pun bertemu hingga malam nahas itu terjadi.
"Kecewa dijanjikan pekerjaan tapi nanti-nanti," tandasnya.
Sumber dari : Tribun.com