Wakil Gubernur Bali Menegaskan Tidak Boleh Lagi Ada Praktik "Jual Beli Kepala" Turis China di Bali

Wakil Gubernur Bali Menegaskan Tidak Boleh Lagi Ada Praktik "Jual Beli Kepala" Turis China di Bali

Rabu, 01 Maret 2023, Maret 01, 2023

Beritaindo- Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Sukawati atau Cok Ace menerangkan soal praktik curang 'jual beli kepala wisatawan asing' yang dilakukan agen perjalanan luar negeri dengan pelaku pariwisata di Pulau Dewata.

Cok Ace mengatakan jual beli kepala wisatawan asing di Bali sebenarnya sudah terjadi sejak dulu, bahkan sebelum kepemimpinan dirinya.

"Itu praktik dari dulu, bahkan sebelum pemerintahan yang sekarang sudah ada dari dulu, itu bisnis cara mencari uang," kata Cok Ace, saat ditemui di Kantor DPRD Bali, Senin (27/2).

Ia lalu membeberkan modus yang digunakan dalam praktik 'jual beli kepala' turis asing tersebut. Bila dulunya guide itu mendapatkan fee atau bayaran dari banyak belanja si wisatawan asing. Namun, kini belanja atau tidak belanja para guide tersebut harus mendapatkan fee.

Ia lalu membeberkan modus yang digunakan dalam praktik 'jual beli kepala' turis asing tersebut. Bila dulunya guide itu mendapatkan fee atau bayaran dari banyak belanja si wisatawan asing. Namun, kini belanja atau tidak belanja para guide tersebut harus mendapatkan fee.

"Kalau dulu, kan berdasarkan fee berapa dia belanja sekian persen dapat fee ada 10 persen, 15 persen, bahkan ada sampai 50 persen. Sekarang tidak melihat berapa dia belanja hanya kepalanya dihitung," ujarnya.

"(Misalnya) kalau dapat wisatawannya 10 (orang) 10 kepalanya berapa dihitung, (misalnya) 10 USD (per orang). Dan ini, berantai dari negeri sana (China) sudah berantai dan agen yang menangani yang menyerahkan ke guide-guide yang menangani, kendaraan yang menangani, restoran-restoran yang juga menangani," ungkapnya.

Ia menegaskan tak boleh lagi ada praktik-praktik 'jual beli kepala' turis China di Bali.

"Sekarang jangan sampai (terjadi). Wisatawan China saat ini masih terbatas, tapi tanggal 3 (Maret 2023) akan ada penerbangan tiap hari yang datang dari
Xiamen. Jadi, antisipasi dari sekarang sehingga langkah-langkah kita bisa (bentuk) satgas nanti," ujarnya.

Sementara, di sisi lain pihaknya juga mengatakan beberapa hari yang lalu telah melakukan rapat koordinasi dengan maraknya tenaga kerja asing yang ada di Bali.

"Memang sih kebutuhan kita masih memerlukan tenaga asing. Guide Mandarin sangat banyak di Bali, jumlahnya 140-an tapi deskripsi tentu kami tidak mengizinkan untuk terjadi pelanggaran-pelanggaran," ujarnya.

"Artinya orang yang mempunyai hak beroperasi sebagai guide di Bali bisa melakukannya. Gubernur mengambil langkah untuk cepat merekrut guide-guide asing yang tidak mandarin untuk mem-backup tamu mandarin. Karena (guide) mandarin banyak dan bila perlu kita menyelenggarakan anak-anak kita, siapa mau jadi guide mandarin kita lakukan," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan dalam rapat dengan pemangku kepentingan terkait, Cok Ace menyorot soal praktik curang modus 'Jual Beli Kepala' turis asal China yang terjadi di Pulau Dewata tersebut.

Hal itu disorotnya saat memimpin rapat Persiapan Tata Kelola Destinasi Pariwisata Provinsi Bali di Kantor Gubernur Bali, pada Senin (20/2). Menurutnya, turis-turis asal China secara kuantitas tidak bisa dipandang sebelah mata dan selalu menjadi salah satu jumlah wisatawan tertinggi ke Bali.

"Jadi kita harus benar-benar mempersiapkan segala sesuatu, dari segi regulasi hingga penunjang lainnya, sehingga target kunjungan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan daerah bisa terwujud," kata Cok Ace, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (21/2).

Di dalam keterangan tertulisnya tersebut, dia pun menyinggung persoalan 'Jual Beli Kepala' turis yang diduga dilakukan sejumlah agen perjalanan di China. Sebagai antisipasi, menyongsong dibukanya pasar turis dari China pada 2023 ini, Pemprov Bali pun mengumpulkan pemangku kepentingan untuk menyelesaikan masalah tersebut.

"Saya mendengar juga ada banyak keluhan, tidak hanya oleh masyarakat kita namun juga oleh wisatawan Tiongkok sendiri bahkan dari Konjen Tiongkok di Bali. Karena hal tersebut juga merugikan para wisatawan tidak bisa menikmati Bali dengan baik," ujar Cok Ace.

Sumber:cnnindonesia.com

TerPopuler