Beritaindo- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 43,77 poin atau 0,64 persen menjadi level 6.813 pada akhir pekan lalu. Investor bertransaksi senilai Rp8,6 triliun dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 15,9 miliar saham.
Dalam sepekan terakhir, indeks saham sudah melemah sebanyak tiga kali dan menguat dua kali. Sementara itu, performa indeks melemah sebesar 0,63 persen.
Pelaksana Harian Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia Yulianto Aji Sadono mengatakan dalam sepekan, kapitalisasi pasar bursa juga melemah sebesar 0,53 persen dari Rp9,501 triliun menjadi Rp9,451 triliun.
Di sisi lain, terjadi rata-rata nilai transaksi harian bursa naik sebesar 21,56 persen dari Rp8,876 triliun menjadi Rp10,790 triliun. Rata-rata frekuensi transaksi harian juga meningkat sebesar 8,88 persen dari 1.004.732 transaksi menjadi 1.093.950.
Volume transaksi harian bursa juga menguat sebesar 3,91 persen dari 16,096 miliar saham menjadi 16,726 miliar saham.
"Investor asing pada hari ini mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp606,21 miliar dan sepanjang 2023 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp2,85 triliun," terang Yulianto seperti dikutip dari situs IDX, Jumat (3/3).
Pengamat Pasar Modal Riska Afriani memprediksi bahwa selama satu minggu ke depan, IHSG akan bergerak di rentang support 6.757 dan resistance 6.881.
Menurutnya, pergerakan indeks saham masih dibayangi oleh tingkat inflasi RI Februari yang naik menjadi 5,47 persen yoy dibandingkan pada Januari, yakni 5,3 persen yoy.
"Kenaikan inflasi berdampak terhadap daya beli masyarakat. Terlebih lagi, adanya pengumuman kenaikan BBM non-subsidi," katanya kepada CNNIndonesia.com.
Sementara itu, dari luar negeri, ekonomi China yang diperkirakan membaik pasca pelonggaran pengetatan aktivitas akibat pandemi covid-19 bisa menjadi sentimen positif.
Sentimen positif lainnya adalah optimisme kebangkitan ekonomi global. Riska menilai bahwa perekonomian negara maju maupun berkembang tetap berjalan dengan baik di tengah kenaikan suku bunga bank sentral AS (The Fed).
Riska juga menuturkan bahwa menjelang Ramadhan, ekonomi di dalam negeri ikut mendapat berkah. Pasalnya, secara historis, menjelang Ramadan, konsumsi masyarakat cenderung meningkat.
Dalam kondisi yang telah dijelaskan sebelumnya, Riska menyarankan investor untuk memulai investasi pada saham-saham yang berkapitalisasi besar dan memiliki fundamental yang baik sebagai pilihan untuk memitigasi fluktuasi harga saham.
Selain itu, ia juga menyebutkan bahwa pencabutan status pandemi Covid-19 membuat tenggat waktu penyampaian laporan keuangan tahunan 2022 dari emiten menjadi lebih awal, yaitu akhir Maret 2023. Hal ini memungkinkan investor untuk melihat kinerja emiten lebih awal dan dapat memberikan keputusan investasi.
Riska merekomendasikan sejumlah saham untuk dikoleksi, seperti PT Bank Central Asia Tbk atau BBCA yang melemah 1,74 persen ke posisi 8.475 pada minggu lalu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk atau BMRI yang melemah 1,71 persen ke posisi 10.050 pada pekan lalu.
Kemudian, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk atau TLKM yang menguat 0,52 persen ke posisi 3.900 pada pekan lalu, PT Adaro Energy Indonesia Tbk atau ADRO yang menguat 1 persen ke posisi 3.020 pada pekan lalu, PT Astra International Tbk atau ASII yang melemah 1,63 persen ke posisi 6.050 pada minggu lalu, dan PT Mayora Indah Tbk atau MYOR yang melemah 2,55 persen pada pekan lalu ke posisi 2.670.
Sementara itu, Analis Teknikal MNC Sekuritas Herditya Wicaksana, memprediksi IHSG akan bergerak di rentang support 6.781 dan resistance 6.906 selama pekan depan. Ia juga menuturkan bahwa selama pekan depan akan ada rilis data cadangan devisa dan indikator kinerja kunci (IKK) Indonesia yang akan dicermati oleh investor.
Dari perspektif global, ia menilai kebijakan The Fed masih cenderung hawkish untuk menurunkan inflasi AS.
Herditya merekomendasikan beberapa saham yang dapat dikoleksi, seperti PT Delta Dunia Makmur Tbk atau DOID yang ditutup naik 1,3 persen pada pekan lalu dan berada di posisi 312. Ia memprediksi bahwa emiten sektor pertambangan tersebut bisa mencapai posisi 340 pekan ini.
Selain itu, PT Integra Indocabinet Tbk atau WOOD yang ditutup melemah tipis 0,47 persen pada pekan lalu dan berada di posisi 420. Ia memprediksi bahwa WOOD dapat mencapai level 450.
Herditya juga merekomendasikan saham emiten sektor pertanian, yakni PT Elnusa Tbk atau ELSA yang stagnan di level 332 pekan lalu. Ia memprediksi bahwa ELSA dapat mencapai posisi 360 pekan ini.