Beritaindo- Badan Antariksa Jepang (JAXA) menerapkan 'harakiri' terhadap roket H3 hanya beberapa saat usai roket tersebut melesat dari landasan luncur.Dilansir dari Engadget, hal itu dilakukan lantaran JAXA menemukan kegagalan mesin pada roket tersebut.JAXA melakukan peluncuran roket H3 pada Selasa (7/3) waktu setempat di Tanegashima Space Center, yang terletak 1000 km dari Ibukota, Tokyo. Pada tahap awal, roket tersebut sebetulnya meluncur dengan mulus.Para insinyur yang terlibat pun sempat gembira dan menyatakannya sebagai "performa yang sempurna" dari mesin utama roket. Ketika mesin utama lepas setelah lima menit, mereka juga masih senang dang mengucapkan "kerja bagus". Namun antusiasme itu lenyap seketika ketika sinyal telemetri mengindikasikan, mesin kedua roket gagal menyala pada tahap pertama pemisahan. "Pikiran saya langsung blank seketika," kata Manajer Proyek Roket H3, Masashi Okada. JAXA mengatakan, perintah menghancurkan diri sendiri itu telah ditransmisikan ke roket pada pukul 10.52 waktu setempat."Sebuah perintah menghancurkan diri sendiri telah dikirim ke H3 karena tidak ada kemungkinan tersisa untuk melanjutkan misi. Kami bisa mengonfirmasi hal tersebut," tulis JAXA dalam keterangan resmi di situs mereka.JAXA sendiri masih akan menginvestigasi insiden tersebut untuk mengetahui penyebab kegagalan tersebut.Roket H3 dibangun oleh Mitsubishi Heavy Industries setelah program tersebut mendapat persetujuan pada 2013. Untuk membangun roket tersebut, Jepang harus merogoh kocek 200 miliar yen (sekitar Rp22 triliun).Semula, Jepang berharap roket tersebut bisa meluncur pada 2020. Tes pun sebetulnya berjalan mulus pada tahun tersebut.Namun, masalah pada mesin membuat peluncuran debut roket H3 tertunda. Pada 17 Februari tahun ini, Jepang mencoba meluncurkan roket tersebut.Sayangnya, masalah pada kelistrikan roket membuat peluncuran itu batal dilakukan.Mengutip Nikkei Asia, Perdana Menteri (PM) Jepang, Fumio Kishida menilai roket H3 merupakan hal yang "krusial terhadap ambisi nasional Jepang terkait bisnis dan keamanan".Roket H3 dibuat untuk mengirim lebih banyak satelit mata-mata Jepang ke orbit dan menjadi komponen kunci bisnis yang akan menawarkan jasa peluncuran kepada klien.Roket H3 yang dihancurkan diketahui membawa satelit ALOS-3. Satelit tersebut memiliki alat manajemen bencana yang bisa dengan cepat diaplikasikan ke area terdampak.Menurut laporan Reuters, satelit itu juga dilengkapi dengan sensor inframerah eksperimental yang dapat dibuat dengan kemampuan untuk mendeteksi peluncuran rudal balistik Korea Utara.Sumber:cnnindonesia.com